Aug 19, 2009

Profil Kabupaten Maros

Butta Salewangang sebagai julukan Kab. Maros, merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yang berbatasan langsung dengan Kota Makassar di bagian Selatan dan Barat serta Kab. Pangkep di bagian Utara. Luas wilayah Kab. Maros tercatat 4.559 km persegi dengan jarak ke Ibukota Provinsi sejauh 30 km. Pada tahun 2006 tercatat jumlah penduduk Kab. Maros sebanyak 297.639 jiwa, yang terdiri dari Pria sebanyak 145.341 jiwa dan Wanita sebanyak 152.298 jiwa.

PDRB Kab. Maros

Tahun 2005 2006
Jumlah Rupiah (juta) % Rupiah (juta) %
Pertanian 376,084 45.30 383,767 41.81
Pertambangan 13,844 1.67 14,154 1.54
Industri Pengolahan 192,558 23.20 198,703 21.65
Listrik dan Air Bersih 7,508 0.90 7,826 0.85
Bangunan 13,324 1.61 13,941 1.52
Perdagangan, Hotel, Restoran 69,98 8.43 72,231 7.87
Angkutan/ Komunikasi 46,871 5.65 48,681 5.30
Bank/Keu/Perum 0 0.00 52,195 5.69
Jasa 109,974 13.25 126,488 13.78
Total 830,145
917,987

Sumber Data:
Kabupaten Maros Dalam Angka 2007
BPS Kabupaten Maros

Profil Komoditi Daerah Kab. Maros

No Sektor / Komoditi Unggulan / Tidak Deskripsi
1 Primer-Perkebunan:Kakao Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2006) : 514.00 Ton
2 Primer-Perkebunan:Kopi Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2006) : 59.00 Ton
3 Primer-Perkebunan:Kelapa Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2006) : 343.00 Ton
4 Primer-Perkebunan:Jambu Mete Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2006) : 735.00 Ton
5 Primer-Perkebunan:Cengkeh Non Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2006) : 1.00 Ton
6 Primer-Perkebunan:Lada Non Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2006) : 6.00 Ton

Sumber Data:
Statistik Perkebunan Indonesia 2006-2008
Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan Jakarta 2007

Ketersediaan Lahan Daerah Kab. Maros

No Sektor/Komoditi Luas Lahan/Potensi
1 Perkebunan: Cengkeh Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 10
2 Perkebunan: Jambu Mete Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 2,457
3 Perkebunan: Kakao Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 1,402
4 Perkebunan: Kelapa Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 1,026
5 Perkebunan: Kopi Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 396
6 Perkebunan: Lada Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 61

Sumber Data:
Statistik Perkebunan Indonesia 2006-2008
Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan Jakarta 2007

Aug 16, 2009

Kondisi Umum Wilayah Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya

Penempatan transmigrasi di Kabupaten Pontianak telah dimulai di Sungai Durian Kecamatan Sungai Raya tahun 1955 sebanyak 224 kepala keluarga (KK) yang meliputi 1.114 jiwa. Pada tahun 1957 ditempatkan sebanyak 349 KK yang meliputi 705 jiwa di daerah Olak-Olak Kubu I Kecamatan Kubu. Pada tahun-tahun berikutnya program transmigrasi juga tersebar di beberapa kecamatan lain seperti Batu Ampar, Terentang, Sungai Kakap. Sampai dengan tahun 2001, realisasi penempatan transmigrasi umum di Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya mencapai 2.141 KK yang meliputi 9.065 jiwa. Selain itu, terdapat pula pola transmigrasi swakarsa mandiri yang ditempatkan di Rasau Jaya mencapai 420 KK yang meliputi 1.797 jiwa.

Download File Lengkapnya disini...

Aug 15, 2009

Pemetaan Sebaran Alat Tangkap Bagan Pada WPP di Indonesia

Bagan merupakan salah satu jenis alat tangkap yang dioperasikan dengan menerapkan teknologi penangkapan ikan dengan bantuan cahaya lampu. Berdasarkan cara pengoperasian alat tangkap bagan dapat dikelampokkan kedalam jaring angkat (Von Brandt,1985).
Bagan dalam perkembangannya telah banyak mengalami perubahan baik bentuk maupun ukuran yang dimodofikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya. Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dikelompokkan dalam jaring angkat (lift net), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga Light fishing (Subani dan Barus, 1989).

Bagan merupakan salah satu jaring angkat yang dioperasikan di perairan pantai pada malam hari dengan menggunakan lampu sebagai faktor penarik ikan. Menurut Subani (1972 dalam Sudirman dan Mallawa, 2004) di Indonesia bagan diperkenalkan pada awal 1950 dan sekarang telah banyak mengalami perubahan. Bagan pertama-tama digunakan oleh nelayan Makassar dan Bugis di Sulawesi Selatan, kemudian nelayan daerah tersebut membawanya ke mana-mana dan akhirnya hampir dikenal di seluruh Indonesia.

Download File Lengkapnya disini...

Aug 13, 2009

Studi Karakteristik Parameter Sondir Pada Tanah Deposit Pasir Akibat Pemancangan Kelompok Tiang

Dari analisis hasil dan pembahasan, diperoleh beberapa hal penting sebagai kesimpulan atas seluruh proses penelitian yang kami lakukan. Berdasarkan nilai perbandingan yang ditunjukkan oleh prosentase perubahan nilai gesekan lokal (fs) dan hambatan rasio (FR) yang diperoleh dengan menggunakan rumus statis pada kondisi tanah yang berbeda pada kelompok tiang, diketahui bahwa : (1) Semakin dekat jarak tinjau dari tiang pancang memberikan perubahan nilai gesekan lokal (fs) yang semakin besar; (2) Hambatan rasio (FR) yang terbesar berada pada jarak tinjau terjauh dari tiang pancang. Hal ini disebabkan karena semakin kecilnya pengaruh tekanan tanah lateral yang menyebabkan hambatan konus (qc) yang dihasilkan semakin kecil pula. Dimana hambatan konus (qc) merupakan faktor pembagi untuk mendapatkan hambatan rasio (FR).

Download File Lengkapnya disini...